] VOTE KOMODO = AJANG BISNIS | LEADER IN 365 DAYS'

Pages

Subscribe:

Recent Comment

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com

Jumat, 04 November 2011

VOTE KOMODO = AJANG BISNIS

sobat, muda logika perlu kita ketahui nih, tentang fakta-fakta dibalik vote new seven wonders yang penuh keganjilan, bahkan cenderung ada fakta yang mengakuisasi bahwa kegiatan tersebut tak lain adalah ajang bisnis orang swiss. pengen tahu beritanya? ini dia....



Vote Komodo menjadi hal yang menarik belakangan ini. Vote Komodo yang pernah menuai polemik sebelumnya dan berujung pada penolakan pemerintah terhadap nominasi Pulau Komodo karena diharuskan membayar dalam jumlah yang sangat besar serta permintaan menjadi tuan rumah yang menurut kementerian pariwisata tidak masuk akal. Posting saya di blog gusbud ini bukan dalam mendukung salah satu faksi yang sedang berpolemik tetapi sekedar merangkum fakta yang dilansir beberapa media detiknews. Akhirnya keputusan mendukung atau tidak vote komodo saya serahkan kepada pembaca. Saya berharap publik tetap cermat mematau perkembangan berita lewat mivo tv juga boleh, jangan cuma nunggu iklan Avanza Veloz ya:)

Kronologi Vote Komodo
Vote komodo
Ada beberapa pendapat kronologis terkait keabsahan dan legalitas new7wonders sebagai penyelenggara pemilihan new 7 wonders. Saya akan mencoba meniliskan secara singkat versi yang bertentangan tersebut. Nominasi Pulau Komodo menuai kontroversi setelah pihak penyelenggara meminta sejumlah dana untuk penyelenggaraan event pengumuman pemenang di Indonesia sebagai tuan rumah. Kemenbudpar saat itu menolak yang kemudian diikuti ancaman oleh new7wonders akan menarik Pulau Komodo sebagai finalis. Konon karena desakan banyak tokoh vote komodo terus berjalan artinya pulau komodo tetap menjadi nominasi namun Kemenbudpar tidak bisa lagi terlibat karena telah menolak memberikan dana USD 10 juta. Polemik sempat mereda namun vote komodo kembali marak setelah JK sebagai duta Komodo menjadi motor gerakan vote Komodo melalui SMS.

Kejanggalan Vote Komodo Versi Pemerintah
Kemenbudpar telah mengirim tim untuk mengecek langsung ke Swiss dibantu Duta Besar Indonesia untuk swiss dan ditemukan fakta alamat N7W yang tertera di website resminya, Hoeschgasse 8, P.O. Box 1212, 8034 Zurich mempunyai ketidaksamaan kode pos seharusnya adalah: Hoeschgasse 8 P.O. Box 1212, 8008 Zurich. Namun alamat tersebut ternyata museum Heidi Weber dan hanya buka pada musim panas. Mungkin pemerintah harus melakukan cek langsung secara resmi kepada pemerintah swiss. Proses G to G yang secara resmi menyatakan status new7wonders apakah sah dmata hukum Swiss dan internasional atau tidak.

Tanggapan JK Terkait Kontroversi Vote Komodo
Intinya saja JK menyatakan bahwa masalah kantor N7W yang tidak jelas bukan masalah karena era digital memungkinkan sebuah lembaga internasional tidak perlu memiliki kantor besar dan karena N7W mengurusi dunia maka sudah wajar jika mereka keliling dunia. Jika saya mengartikan berarti N7W semua karyawanya keliling dunia sehingga tidak ada yang dikantor, ini pemahaman saya lho ya.Terkait keabsahan N7W, JK menyatakan bahwa N7W pernah mengadakan perhelatan serupa di Lisbon apalagi banyak pemimpin negara yang terlibat mempromosikan avent N7W. Ada hal2 kecil lain yang mungkin dicermati dari pak JK misalnya pernyataan beliau di ITS saat pemecahan rekor vote Komodo "Jangan sampai kita kalah dengan Singapura dan Malaysia," padahal saya lihat di situs N7W kedua negara tersebut tidak termasuk 28 Finalis, jadi maksudnya apa pak JK?

Kejanggalan Vote Komodo Menurut Ahli
Tanggaapan ahli ini masih dari detik sumbernya adalah pakar telematika dari UIN Abimanyu 'Abah' Wachjoewidajat. Saya tidak tahu kenapa bukan Ono W Purbo atau pakar2 telematika ITB yang sering dipakai media, kalau bukan Raden Roy ya abah. Terlepas dari kapabilitas kepakaranya saya tetap menugitip pernyataan abah terkait kejanggalan vote Komodo. Diawal kampanye melalui twitter abah menyebut vote komodo gratis ternyata tetap membayar Rp.1000.- baru setelah JK mengeluarkan pernytaan vote komodo hanya Rp.1 biaya sms menjadi nyaris gratis, terlanjur sudah terkumpul 1 M, lantas kemana uang tersebut? ke N7W atau kekantong operator dan tokoh yang berjasa atas kampanye vote komodo.

Mempromosikan komodo tetap harus kita dukung seperti dukungan kita dalam Sea Games 2011 namun tidak harus melalui N7W. Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa vote Komodo hanya sebuah jebakan bisnis dan popularitas politis juga harus dicermati. Fakta bahwa di website www.new7wonders.com saya menemukan bahwa sistem vote N7W hanya email dan telepon semakin membuat saya bertanya apakah saya yang awam sehingga tidak tahu hubungan vote Komodo melalui sms dengan sistem vote N7W atau memang sistem vote sms memang mekanisme baru yang tidak dicantumkan dalam website N7W. Ketidak jelasan mekanisme voting termasuk kenapa hasil voting tidak ditampilkan secara realtime di website new7wonders perlu penjelasan lebih lanjut dari para pihak yang terlibat dalam vote Komodo

Di SWISS, Yayasan N7W Tak Dikenal

ZURICH- Polemik yayasan The New Seven Wonders of the Word (N7W) yang mengaudisi tujuh keajaiban dunia baru kembali mencuat. Selain tidak diakui UNESCO sebagai lembaga resmi PBB yang bertanggung jawab akan pelestarian budaya dunia (word heritage), kiprah N7W di Indonesia disebut-sebut merugikan masyarakat.

Sebab ada mobilisasi via SMS untuk memenangkan Taman Nasioanal Komodo (TNK). Padahal sebelumnya, UNESCO menentukan keajaiban dunia berdasar penelitian mendalam dengan melibatkan pakar arkeologi, tidak berdasar jumblah pemilih (vote) via Internet maupun SMS.

Dubes RI di Swiss Djoko Susilo mengungkapkan, sejak awal dirinya yakin ajang pemilihan tujuh keajaiban baru dunia itu hanya akal-akalan yayasan milik Benard Weber itu

“Logikanya keajaiban tidak mungkin via Vote seperti itu.Seperti ajang Indonesia Idol saja, banyak yang SMS akhirnya menang. Ini masalah Heritage, bukan audisi calon artis” tegasnyakepada jawa pos di kantornya, Elfenauwes 51, bern, Swiss.

Dia menjalaskan, sejak awal dirinya yakin bahwa N7W adalah ajang bisnis semata. Sebab, yang dia tahu, Orang Swiss memang paling jago membuatsemacam Evebt Organizer (EO) atau kegiatan apapun yang bias menghasilkan uang. Di Swiss, kegiatan semacam N7W sah-sah saja dan tidak bias dikategorikan penipuan.

“Kegitan seperti itu biasa di Swiss. Pemerintah Swiss tidak menganggap penipuan. Sah-sah saja orang bikin semacam Awar-award-an seperti itu. Kegiatan-nya ada koq. Cuma, masalahnya, kredibel atau tidak. Lagi, kegiatan itu di Indonesia merugikan banyak orang dengan berkirim SMS,” ujarnya.

Menurut Pria kelahiran boyolali itu, sejak masuk Swiss sebagai Duta Besar pada maret 2010, dirinya belum pernah mendengar nama N7W. Dubes yang dia gantikan , Lucia H. Rustam, saat serah terima jabatan juga sama sekali tidak pernah menyinggung N7W.

Padahal kedubes RI di Bern, Swiss, pernah menerima sertifikat bahwa TNK (Taman Nasional Komodo) menjadi salah satu di antara 28 finalis keajaiban dunia.

Di sertifikat itu tertulis : Dibuat di Zurich pada 21 Juli 2009 dan ditandatangani dua orang. Yakni, Prof Federico Mayor (Presiden panel N7W) dan Bernard Weber(pendiri kampanye N7W)….
nah, meskipun begitu, kita harus tetep bangga dengan apa yang dimiliki oleh indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika terdapat pertanyaan/kurang faham/sanggahan/dsb, bisa meninggalkan comment!

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
lamongan, jawa timur, Indonesia