] KORBAN DUALISME PSSI | LEADER IN 365 DAYS'

Pages

Subscribe:

Recent Comment

Indonesian Blogger

Banner iskaruji dot com

Jumat, 06 Januari 2012

KORBAN DUALISME PSSI

 
duch, duh, duch, nih dia korban dari keganasan dulisme pssi. Ketika Ketua Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman menyesalkan adanya larangan dari PSSI terhadap pemain yang bermain di Liga Super Indonesia (LSI) untuk menjadi anggota tim nasional (timnas) Indonesia.
Menurut Ponaryo, dulu pihaknya juga yang menyuarakan kepada PSSI (kepengurusan lama) akan kesetaraan antara pemain LSI dan LPI. Keluarnya larangan itu sama saja "kiamat", karena memasung hak asasi manusia. Terlebih lagi kini situasi prestasi sepak bola nasional sedang terpuruk.

Hal serupa juga sempat diungkapkan oleh salah satu kapten timnas senior Firman Utina. Dia mengaku bahwa sebenarnya tidak ada satu orang pemain pun yang menginginkan adanya dualisme kompetisi ini, hingga merugikan pemain. Namun, sebagai pemain, dia mengaku bahwa dirinya dan teman-temannya yang lain tidak tahu menahu mengenai akan terjadinya kondisi dualisme ini. "Ketika kami meneken kontrak dengan klub, mereka belum tahu akan ada dua liga, jadi janganlah pemain dikorbankan," ungkapnya.

Kondisi tersebut yang akhirnya membuat dilema. Bukan hanya untuk pemain tapi juga pelatih timnas Rahmad Darmawan (RD) juga mengaku jengah akan adanya pengkotakan ini. Bahkan karena kondisi tersebut, Rahmad sempat berargumen dengan PSSI terkait larangan tersebut saat pertemuan dengan PSSI kemarin di kediaman Arifin Panigoro di Jenggala.

Dirinya mempertanyakan, apakah dalam situasi seperti saat, ini pantas jika para pemain yang disalahkan. Karena yang terjadi saat ini, pemainlah yang justru menjadi salah satu objek dari masalah ini, padahal mereka tidak tahu. "Saya tidak terima, ini menyakitkan. Yang terjadi saat ini bukan salah pemain, karena anak-anak tidak tahu apa-apa," kata RD.

Dia berharap konflik yang terjadi di tubuh sepak bola nasional segera terselesaikan. Karena jika tidak ada jalan keluar yang di dapat PSSI, maka kemungkinan besar Rahmad bisa saja mundur dari jajaran pelatih timnas. "Mengurus klub kecil mungkin akan lebih enak jika tidak ada pembatas. Mengurus klub besar tidak enak jika dibatasi. Itu saja menurut saya," tambahnya.

Sementara itu, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengaku terus mengajak klub-klub yang bermain di LSI untuk kembali ke pangkuan PSSI, demi menyelamatkan para pemain, khususnya pemain timnas, bukan hanya bisa memperkuat timnas, tapi juga dari sanksi yang membayangi dari Komisi Disiplin. "Ini harus disadari. Karena itu marilah bangun sepak bola Indonesia dengan tidak mengikuti yang ilegal, yang tidak diakui oleh FIFA, AFC, dan statuta PSSI," ucapnya.

Pencarian jalan keluar itu terlontar dari mulut Koodinator bidang Timnas Bob Hippy. Dia mengatakan pihaknya kini tengah berupaya agar seluruh pemain baik di LSI maupun IPL bisa membela timnas. Dia mengaku sebagai pembina dan pengurus tentunya ingin seluruh warga negara Indonesia bisa menjadi pemain timnas yang baik, lepas dari aturan-aturan yang ada.

"Mungkin di FIFA ada aturan seperti itu. Saya pernah dengar ada pemain yang belum mempunyai klub masih bisa membela timnas. Saya sedang mencari peluang seperti itu. Berikan mereka semua kesempatan, jangan sampai mereka jadi korban," ujar Bob 

kita semua pasti selalu berharap agar semua masalah ni terselesaikan secara damai, dan gak kembali ribut-ributan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika terdapat pertanyaan/kurang faham/sanggahan/dsb, bisa meninggalkan comment!

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
lamongan, jawa timur, Indonesia